The Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Implan Dengan Efek Samping Kenaikan Berat Badan Di Polindes Padurungan Kecamatan Tanah Merah

Authors

  • Abdyah Fayza Lainunnabila Poltekkes Kemenkes Surabaya
  • Suryaningsih
  • Deasy Irawati
  • Anis Nurlaili

DOI:

https://doi.org/10.36568/gebindo.v13i3.223

Abstract

Keluarga Berencana di Indonesia telah berperan penting dalam membatasi kelahiran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan salah satu metodenya adalah kontrasepsi implan. Meskipun efektif, penggunaan implan dapat menyebabkan efek samping seperti kenaikan berat badan. Di Puskesmas Tanah Merah pada tahun 2023 terdapat 3.886 akseptor KB, 247 (6,39%) merupakan akseptor implan. Dan di Polindes Padurungan terdapat 205 akseptor KB, 24 (11,71%) merupakan akseptor implan dan 5 (20,9%) dari 24 akseptor implan mengalami efek samping kenaikan berat badan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular dan potensi mengalami drop out. Tujuan dari pembuatan studi kasus ini untuk melaksanakan manajemen asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor implan dengan kenaikan berat badan.

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan asuhan kebidanan pada akseptor implan dengan efek samping kenaikan berat badan. Dengan waktu pengambilan kasus selama kurang lebih 3 bulan sejak bulan April sampai Juni di Polindes Padurungan Kecamatan Tanah Merah dengan sasaran pada Ny. R usia 40 tahun akseptor lama dengan efek samping kenaikan berat badan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa anamnesa, observasi dan dokumentasi. Analisa dan penetapan diagnosa berdasarkan nomenklatur kebidanan dengan hasil yang didokumentasikan melalui SOAP.

Asuhan kebidanan kontrasepsi implan pada ibu yang mengalami kenaikan berat badan sejak penggunaan implan yaitu 2 tahun lamanya yang menyebabkan ibu merasa tidak nyaman. Dalam pola nutrisinya ibu makan 3 kali sehari dengan porsi nasi yang lebih banyak dan suka mengkonsumsi camilan seperti gorengan. Selain itu pada pola eliminasi ibu tidak lancar yaitu BAB 2 hari sekali.  Ditemukan kenaikan berat badan yang dialami ibu sebesar lebih dari 7 kg dari 65 kg menjadi 72,92 kg. P4A0 akseptor lama kontrasepsi implan dengan efek samping kenaikan berat badan. Asuhan yang dilakukan ialah dengan memberikan konseling mengenai pengurangan porsi makan nasi dan mulai melakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan pada pagi hari.  melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian menu diet sehat tinggi protein dan serat serta mengajari ibu untuk melakukan senam aerobic. Selain itu, ibu diberikan beras merah dan buah-buahan untuk membantu penurunan berat badan yang lebih efektif. Setelah dilakukan evaluasi ibu sudah mengurangi porsi makan dan mengonsumsi makanan sesuai dengan menu diet yang diberikan. Ibu juga sudah melakukan aktivitas fisik jogging setiap harinya serta senam aerobik setiap 2 kali seminggu. Didapatkan ada penurunan berat badan yaitu 2,75 kg, ibu juga sepakat untuk tetap menggunakan kontrasepsi implan.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada studi kasus ini telah dilakukan dengan baik. Masalah yang dialami akseptor implan dengan kenaikan berat badan ini sudah dapat teratasi dengan baik meskipun berat badan ibu masih tergolong dalam kategori gemuk (kelebihan berat badan), ibu diharapkan tetap menjaga pola makan dan melanjutkan menu diet sesuai anjuran ahli gizi. Ibu juga diharapkan tetap melakukan aktivitas fisik senam aerobic atau jalan pada pagi hari yang telah diberikan sehingga ibu tetap memilih kontrasepsi implan.

Downloads

Published

2024-09-30

Issue

Section

Original Research